Memahami aqiqah sebelum melaksanakannya. Mulai dari syarat, tata cara, hingga hikmah di baliknya. Wajib baca agar ibadah lancar penuh berkah!
Kenali esensi aqiqah dengan memahami syarat, tata cara, serta makna mendalam di baliknya sebelum melaksanakannya. Panduan lengkap ini membahas langkah-langkah persiapan hingga keutamaan yang terkandung dalam prosesi aqiqah, membantu Anda mengadakan acara sakral ini dengan penuh ketulusan dan berkah.
Cocok bagi Anda yang ingin memastikan aqiqah terlaksana sesuai syariat dan tradisi, serta meraih hikmah spiritual bagi buah hati dan keluarga. Wajib pahami agar acara berjalan lancar dan bermakna!

Memahami Aqiqah Lebih Dalam Untuk Kelancaran Acara anda Dengan Penuh Berkah
Pelajari dan pahami aqiqah secara mendalam untuk memastikan kelancaran acara Anda yang penuh berkah. Dalam panduan ini, kami akan membahas segala aspek aqiqah, mulai dari sejarah, hukum, hingga tata cara pelaksanaannya. Dengan pemahaman yang tepat, Anda dapat menjalankan prosesi aqiqah sesuai syariat dan tradisi, sehingga membawa berkah bagi buah hati dan keluarga. Jangan lewatkan informasi penting tentang pemilihan hewan. Waktu pelaksanaan, serta cara berbagi daging untuk meningkatkan nilai sosial dan spiritual acara Anda. Dapatkan semua yang Anda butuhkan untuk menjadikan momen ini istimewa dan penuh makna!
Definisi
Aqiqah secara bahasa merujuk pada rambut dari seorang bayi saat lahir. Ketika rambut bayi tersebut di cukur, di sunnahkan untuk menyembelih kambing sebagai tanda syukur kepada Allah. Kambing yang di sembelih dalam prosesi ini di kenal dengan sebutan aqiqah, simbol doa dan harapan untuk kehidupan yang penuh berkah bagi sang anak.
Menurut Istilah:
الذبيحة التي تذبح عن المولود
Sembelihan yang di sembelih untuk anak yang dilahirkan. – Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq: 3/326
Hikmah
Dalam kitab al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu (4/285)
شكر نعمة الله تعالى برزق الولد، وتنمية فضيلة الجود والسخاء وتطييب قلوب الأهل والأقارب والأصدقاء بجمعهم على الطعام، فتشيع المحبة والمودة والألفة.
di sebutkan bahwa salah satu hikmah dari pelaksanaan aqiqah adalah sebagai ungkapan syukur kepada Allah atas kelahiran anak yang sehat dan selamat. Aqiqah juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, memohon keberkahan bagi kehidupan anak, dan mendoakan agar ia tumbuh dalam kebaikan serta ketakwaan. Selain itu, aqiqah mengajarkan nilai kepedulian sosial dengan berbagi daging kepada keluarga, tetangga, dan orang yang membutuhkan, sehingga memperkuat tali persaudaraan dalam masyarakat.
Dasar
Aqiqah berdasarkan hadits Rasulullah Saw:
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى »
Dari Samurah bin Jundub, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Setiap anak tergadai dengan Aqiqahnya, maka di sembelihkan untuknya pada hari ke-tujuh, di cukur rambutnya dan di beri nama”. (HR. Abu Daud).
Hukum
والعقيقة سنة مؤكدة ولو كان الاب معسرا، فعلها الرسول، صلى الله عليه وسلم، وفعلها أصحابه، روى أصحاب السنن أن النبي، صلى الله عليه وسلم، عق عن الحسن والحسين كبشا كبشا، ويرى وجوبها الليث وداود الظاهري.
Hukum aqiqah adalah sunnah mu’akkadah, yang sangat di anjurkan untuk di lakukan meskipun seorang ayah sedang mengalami kesulitan ekonomi. Rasulullah Saw. dan para sahabat melaksanakan aqiqah sebagai wujud syukur atas kelahiran anak. Dalam hadits yang di riwayatkan oleh para penyusun kitab as-Sunan, disebutkan bahwa Rasulullah Saw. Meng-aqiqah-kan cucunya, Hasan dan Husain, masing-masing dengan seekor kambing. Namun, menurut pandangan Imam al-Laits dan Imam Daud azh-Zhahiri, aqiqah memiliki hukum wajib bagi mereka yang mampu. (Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq, 3/326).

Memahami Jumlah Kambing Yang Di sembelih Untuk Aqiqah
Menurut Mazhab Maliki, jumlah kambing yang di sembelih untuk aqiqah adalah satu ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Pendapat ini merujuk pada hadits yang di-riwayatkan oleh Ibnu Abbas, di mana di sebutkan:
عق عن الحسن شاة، وعن الحسين شاة
“Rasulullah Saw. meng-aqiqah-kan Hasan dan Husain masing-masing satu ekor kambing.” (HR. Abu Dawud).
Pendapat ini berbeda dengan mazhab lainnya. Syafi’i dan Hanbali, yang menganjurkan dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor untuk anak perempuan. Mazhab Maliki menekankan bahwa meskipun aqiqah di sunnahkan, jumlah satu ekor kambing untuk masing-masing anak tetap memenuhi tuntunan syariat.
Berdasarkan hadits riwayat Aisyah:
عن الغلام شاتان مكافئتان، وعن الجارية شاة
“Untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang sama dan untuk satu orang anak perempuan satu ekor kambing”. (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi).
Berdasarkan dua hadits di atas, penyembelihan satu ekor kambing untuk anak laki-laki tetap sah dan memenuhi ketentuan aqiqah. Namun, menyembelih dua ekor kambing lebih utama (afdhal) untuk anak laki-laki, mengikuti sunnah.
Memahami Waktu Penyembelihan Hewan Aqiqah
Waktu penyembelihan aqiqah memiliki ketentuan tertentu yang perlu di perhatikan:
Hari Ketujuh: Waktu utama untuk melaksanakan aqiqah adalah pada hari ketujuh setelah kelahiran anak. Pada hari ini, biasanya juga di lakukan pencukuran rambut dan pemberian nama kepada bayi. Melaksanakan aqiqah pada hari ketujuh ini sangat di anjurkan, berdasarkan hadits Rasulullah Saw. Yang menyebutkan bahwa aqiqah dilaksanakan pada hari ketujuh.
Hari Keempat Belas dan Dua Puluh Satu: Jika tidak memungkinkan untuk melaksanakan aqiqah pada hari ketujuh, maka di perbolehkan untuk melakukannya pada hari keempat belas atau dua puluh satu. Ini merupakan kelonggaran yang diberikan agar orang tua tetap dapat melaksanakan aqiqah meskipun ada kendala.
Setelah Hari Ketujuh: Meskipun aqiqah sebaiknya di laksanakan pada hari ketujuh, jika orang tua tidak dapat melakukannya pada waktu tersebut, aqiqah tetap sah di laksanakan di hari-hari lain setelahnya. Namun, semakin cepat di laksanakan setelah kelahiran, semakin baik.
Keutamaan Memilih Waktu yang Tepat: Memilih waktu yang baik dan penuh berkah untuk melaksanakan aqiqah juga penting. Beberapa orang memilih untuk melaksanakannya pada hari-hari tertentu, seperti hari Jumat atau dalam suasana yang penuh kebahagiaan agar doa dan harapan bagi anak dapat terwujud.
Penting bagi orang tua untuk merencanakan waktu penyembelihan aqiqah dengan baik agar prosesi ini dapat berlangsung sesuai dengan tuntunan syariat dan membawa berkah bagi anak dan keluarga.
Memahami Hewan Aqiqah Selain Kambing
Adapun mengenai penyembelihan hewan selain kambing untuk aqiqah, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama fiqh:
-
Mayoritas Ulama (seperti Mazhab Syafi’i, Hanbali, dan sebagian ulama Hanafi) berpendapat bahwa aqiqah hanya sah dengan menyembelih kambing atau domba, sebagaimana yang di contohkan dalam hadits Rasulullah Saw. Menurut pandangan ini, kambing atau domba adalah hewan yang sesuai sunnah untuk aqiqah, sehingga hewan lain seperti sapi atau unta tidak mencukupi.
-
Sebagian Ulama Hanafi berpendapat bahwa aqiqah dapat di lakukan dengan menyembelih hewan lain seperti sapi atau unta. Khususnya bila hewan tersebut memenuhi syarat qurban. Mereka memperbolehkan penyembelihan hewan besar, namun kambing tetap menjadi pilihan utama.
-
Mazhab Maliki memiliki pendapat yang serupa dengan mayoritas ulama lainnya. Yaitu mengkhususkan aqiqah pada kambing atau domba, kecuali bila tidak memungkinkan, barulah mereka mempertimbangkan alternatif lain.
Pandangan mayoritas tetap mengutamakan kambing karena kesesuaian dengan praktik contohkan Rasulullah Saw. Yang menjadi standar utama dalam fiqh aqiqah.